Wakaf: Harta Karun kaum muslim yang terlupakan

Cara cerdas bersedekah adalah dengan wakaf

BUKAN berarti cara lain tidak baik, hanya saja, saya pribadi sangat tergelitik melihat cara kita hari ini dalam menyantuni fakir miskin, atau anak yatim di sekitar kita.

Agama memerintahkan kita untuk berbagi. Untuk bersedekah. Memberi bantuan kepada fakir miskin, dan menyantuni anak yatim. Sebagai manusia yang memiliki harta berlebih, kondisi fisik yang prima, serta kesehatan yang juga prima, seharusnya kita lebih bersyukur dengan cara berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan. Sebenarnya berbagi ini, meskipun tidak diperintah agama, sudah sewajarnya kita melakukannya. Bagaimana tidak, kita makhluk sosial, dan semua orang yang telah selesai dengan uang, pasti merasakan nikmat tersendiri ketika bisa berbagi.

Pertanyaannya, bagaimanakah cara berbagi yang paling tepat? Cara kita menyantuni hari ini “kurang tepat” jika dilihat dari beberapa sisi diantaranya:

wakaf untuk sedekah berkelanjutan
wakaf untuk sedekah

1. Kita menyantuni orang dengan membagi bagikan sembako. Ya benar, sembako itu kebutuhan pokok. Sangat dibutuhkan oleh semua orang. Namun, apakah itu bertahan lama? berapa banyak sih paket sembako yang bisa kita bagi? nominal nya per paket berapa? 100rb? cukup untuk berapa lama?

2. Kasus pembagian sembako ini diperparah dengan cara membaginya yang tidak benar. Orang miskin di eksploitasi dan disuruh mengantri panjang sekali. Sangat tidak bijak. Sebenarnya kita mau bantu orang atau mau cari nama dermawan? Jika kita memang mau bantu, datanglah ke rumah orang yang mau kita bantu. Jangan permalukan harga diri mereka dengan mengharuskan mereka antri di terik matahari, berdesakan, dan tidak jarang selalu timbul korban.

3. Sejak kapan kita menyantuni anak yatim dengan cara: mengundang mereka untuk datang kerumah, baca quran, makan bersama, dan diakhiri dengan pembagian bingkisan dan amplop? sebenarnya sejak kapan cara seperti ini ada? apakah menyantuni anak yatim harus seperti ini?. Lagi lagi, cara ini adalah cara jangka pendek. Jika bingkisan dan uang di amplop habis, anak yatim tetap akan kekurangan. Dia tetap tidak punya ayah untuk menafkahi keluarganya.

4. Kita bersedekah dengan menyumbang kotak infaq di masjid. Ketika kita dengar saldo masjid, ternyata telah mencapai puluhan juta, ratusan juta, atau bahkan Milyar (ini tidak bercanda, beberapa masjid di Jakarta saldo kas masjidnya mencapai milyar), sementara laporan pengeluaran bulanan hanya mencapai 4-5 juta setiap bulan. Pertanyaan kita bersama:
a. Masih pantaskah masjid seperti ini menerima dana infaq dari kita?
b. Apa yang dipikirkan takmir masjid kenapa dana sumbangan ummat bisa sampai sebesar itu?
c. Apakah masjid seperti ini masih perlu disumbang?

5. Kita memberi anak jalanan uang. Sekali lagi, saya tidak sedang mengkritik sikap kita yang memberi anak jalanan uang. Namun, mari kita pikirkan sekali lagi tindakan kita dengan memberi anak kecil tersebut uang:

  • a. Apakah uang itu dibutuhkan oleh anak tersebut? apakah itu yang paling ia butuhkan? bukankah sekolah dan orang tua pendonor yang lebih tepat diberikan kepadanya?
  • b. Apakah uang tersebut benar benar menjadi penyambung hidup anak ini? atau justru anak ini hanya korban yang dimanfaatkan oknum untuk mencari uang dengan mencari belas kasihan orang?
  • c. Kemanakah dinas sosial RI? Jika kita melihat anak kecil dibawah umur yang meminta minta di lampu merah, sudah seharusnya dinas sosial memberikan tempat penampungan.
  • d. Pemberian uang kita akan memicu anak kecil lain muncul di lokasi tersebut.
  • e. Masalah tidak selesai dengan hanya kita memberikan uang tersebut.

Saudaraku, saya sangat tersentuh setiap kali melihat orang orang yang secara fisik kurang sempurna, namun mereka tetap bekerja keras untuk mencari nafkah. Merekalah orang orang yang seharusnya kita bantu. Di tempat saya ada orang buta yang masih berjualan krupuk. Ada orang cacat fisik yang masih bisa narik ojek. Ada orang bertangan buntung yang masih bisa berusaha untuk menjadi penjahit, dsb. Mereka lah manusia manusia berhati baja, bermental merdeka, dan bermartabat. Tidak ada kata mengemis di kamus kehidupan mereka. Mereka lebih baik memulung, daripada mengemis atau meminta minta.

Wakaf adalah solusi

Wakaf memang solusi. Bagaimana tidak, ada permasalahan dalam sebuah pemberdayaan sosial. Masyarakat miskin, umumnya memang sangat konsumtif. Untuk mengangkat mereka agar mandiri, butuh proses yang panjang dan lama. Oleh karena itu, hadir yang namanya wakaf. Wakaf dikelola oleh profesional, dan di jaga keberadaannya sampai akhir zaman. Dengan wakaf, misalnya kita bisa memiliki sekolah gratis. Kenapa penting untuk sekolah? biar orang orang yang membutuhkan di atas bisa pintar dulu, ngerti dulu tentang cara cari uang dan yang lainnya.

Wakaf produktif juga dapat menjadi solusi. Misalnya saja kita mendirikan SPBU wakaf, yang hasil usahanya disumbangkan untuk kebutuhan pokok masyarakat miskin. Hal ini, jika dilakukan terus menerus dan berkelanjutan, lama lama kita tidak perlu lagi sedekah karena banyak sekali aset wakaf produktif yang terbentang di Indonesia. Ada wakaf terkenal dari zaman Rasulullah SAW yang sampai hari ini masih ada dan bermanfaat buat orang banyak, dialah wakaf sahabat Ustman bin Affan yaitu sumur Raumah.

Untuk menutup artikel ini, saya akan berikan 2 tauladan yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Tauladan 1: Memberikan anak yatim Ayah, bukan materi.

Suatu ketika Rasul SAW menjumpai anak kecil yang menangis sendiri di sudut sebuah pasar di Madinah. Rasul SAW kemudian mendekati anak itu dan bertanya kenapa dia menangis. Anak tersebut tentu tidak mengenal bahwa yang bertanya kepadanya adalah Rasul Allah Muhammad.

Dengan polosnya, anak tersebut bercerita bahwa ibu nya telah lama tiada. Kemudian ayahnya, yang selama ini menghidupinya, telah sahid di jalan Allah di perang Uhud. Kini dia hidup seorang diri tanpa ada seorangpun yang mencarikan nafkah untuk anak ini.

Mendengar cerita ini, Rasulullah SAW kemudian berkata “Maukah engkau menjadi saudara dari Fatimah, dan Khadijah menjadi ibumu?”

mendengar hal tersebut, sang anak langsung berhenti menangis dan seakan baru tersadar bahwa yang dihadapannya adalah Rasulullah.

tanpa menunggu jawaban dari anak tersebut, Rasulullah langsung melanjutkan “hari ini kau aku angkat menjadi anak ku….”

Pesan: Rasulullah tidak memberikan materi. Rasul memberikan keluarga baru. Itulah yang paling dibutuhkan oleh anak yatim. Bukan santunan tunai. Bukan bantuan sementara. Anak yatim butuh ayah. Anak piatu butuh ibu. Anak yatim piatu butuh keluarga baru, yang bisa men support kebutuhan dia hingga dewasa. 

Tauladan 2: Memberi alat untuk berusaha
Suatu ketika di saat Rasul berkumpul bersama sahabat, datanglah seorang pemuda yang berbadan kekar, tidak dilihat tanda sedang sakit atau cacat di badan pemuda ini. Pemuda ini berkata kepada Rasul:”Ya Rasulallah, sesungguhnya keluargaku tidak memiliki sesuatu untuk dimakan hari ini, berikanlah sedekahmu kepadaku..”

Melihat si pemuda yang masih sehat dan berbadan kuat, Rasul kemudian meminta salah satu sahabat untuk memberikan 2 dirham kepada pemuda tersebut. Lalu, Rasulullah berkata:

“Ini dua dirham aku berikan kepadamu. Satu dirham gunakanlah untuk membeli roti kering untuk makan keluargamu hari ini. Satu dirham lagi gunakanlah untuk membeli kapak. Bekerjalah membantu orang dalam memotong kayu”…..

Pesan: Rasul memberi sedekah dengan sangat bijak. Bukan memberi makan secara cuma cuma, namun memberikan solusi yang bisa dipakai pemuda ini untuk kemudian berhenti meminta minta. 
_____________________________

Mari sama sama berpikir tentang cara lain dalam bersedekah atau membantu kaum lemah. Saya tidak sedang menghalangi Anda dalam bersedekah, hanya saja, mari pergunakan otak kita yang merupakan karunia dari Allah ini untuk berpikir lebih maju. Jika memang terpaksa sekali, atau memang belum menemukan solusi dari cara bersedekah yang lebih manfaat, boleh lah Anda bersedekah dengan cara konvensional. Tidak apa apa. Anda tidak setuju dengan pendapat saya pun tidak apa apa juga. =)

semoga Allah senantiasa membimbing kita dalam berbuat kebajikan.

Untuk belajar wakaf, kunjungi link berikut ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *