Mau cari Investor? perhatikan 2 hal wajib ini sebelum memulainya

Kapan Saat yang Tepat untuk Mencari Investor bagi Startup Bisnis? apakah kamu bisa bertemu mereka kapan saja? atau tepat saat kamu memiliki ide brilian agar tidak keburu diambil orang lain? dalam artikel ini, kita akan coba menelaah kapan waktu yang tepat untuk bertemu investor. Artikel di bawah sedikit banyak terpengaruh oleh pengalaman saya pribadi dalam mencari investor. Jadi, jika kamu memiliki pengalaman yang berbeda, boleh share komentar di bawah ya agar kita bisa sama sama belajar.

mencari investor

Sumber Pendanaan Perusahaan

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh founder startup bisnis adalah mencari seseorang yang mau mendanai ide atau produk mereka. Investasi bisa menjadi sumber modal yang sangat berguna untuk mengembangkan bisnis, terutama jika bisnis tersebut membutuhkan waktu untuk dapat menjangkau pasar yang luas dan posisi keuangan yang lebih stabil. Sebenarnya, investasi bukanlah satu-satunya sumber dana yang dapat kamu pilih. Sedikitnya, ada 2 sumber pendanaan perusahaan yaitu sumber internal (dari dalam perusahaan) dan sumber eksternal (luar perusahaan). Dua sumber pendanaan ini berbeda karakteristiknya. Mari kita bahas beberapa opsi dari kedua sumber tersebut.

Sumber Pendanaan Internal

Ada beberapa contoh sumber pendanaan Internal, diantaranya:

1. Laba Ditahan

Laba ditahan adalah laba dari kegiatan operasional perusahaan selama periode tertentu bisnis berjalan yang tidak dibagikan kepada pemilik saham. Artinya, laba ditahan adalah laba bersih dikurangi dengan prive (owner) untuk perusahaan yang belum terbuka (tbk). Laba ditahan umumnya digunakan untuk spare atau safety dan security jika perusahaan mengalami kondisi yang tidak diinginkan, atau ingin mengembangkan bisnisnya.

2. Penambahan modal dari pemilik saham

Opsi ini biasa dilakukan jika pemilik perusahaan merasa kondisi perusahaan belum memungkinkan untuk berkembang secara mandiri / dari laba ditahan. Pemilik saham yang tentu saja sekaligus merupakan pemilik perusahaan, dapat memasukkan modal dan mengubah struktur kepemilikan saham dari sebuah perusahaan.

3. Pinjaman dari pemilik Saham

Selain opsi no 2 di atas, yaitu penambahan modal, pemilik saham bisa juga memberikan semacam pinjaman kepada perusahaan. Dalam hal ini, berarti pemilik saham memiliki kepercayaan diri bahwa perusahaan dapat mengembalikan hutang yang diberikan dari operasional.

4. Penjualan Aset perusahaan

Untuk perusahaan yang memiliki aset iddle dan dirasa sudah tidak dimanfaatkan lagi dalam kegiatan operasional, opsi menjual beberapa aset dapat dilakukan untuk menerima dana segar. Dana segar adalah darah perusahaan, jika perusahaan tidak memiliki dana cash, maka perusahaan tidak akan memiliki modal cukup untuk menjalankan bisnisnya. Salah satu UKM yang saya kenal, memilih untuk menjual ruko yang ditempatinya untuk berpindah ke ruko yang lebih murah. Dia mendapatkan selisih harga dari penjualan ruko sebagai dana segar untuk melanjutkan operasional perusahaan.

5. Penjualan saham kepada karyawan

Opsi ini dapat diambil jika karyawan memang memiliki keinginan untuk memiliki saham perusahaan. Artinya, karyawan percaya dengan apa yang dilakukan oleh perusahaan dan ingin berinvestasi untuk jangka panjang dengan ikut memiliki perusahaan.

Sumber Pendanaan Eksternal

Beberapa contoh sumber pendanaan eksternal (selain investasi) adalah:

1. Invoice / contract financing

Pendanaan ini melempar kontrak yang telah dimiliki perusahaan sebagai jaminan kesanggupan pembayaran pinjaman oleh pihak ketiga. Selain kontrak, invoice atau surat tagihan perusahaan juga dapat dijadikan jaminan. Umumnya, invoice financing berdurasi pendek (3-6 bulan).

2. Anjak Piutang

Anjak piutang adalah cara perusahaan mendapatkan dana dari pihak ketiga, berdasarkan surat kepemilikan piutang ke pihak lain. Jadi, misal perusahaan A memiliki piutang ke perusahaan B, perusahaan A bisa mencari dana ke perusahaan C berdasarkan hal tersebut dengan harapan A akan memiliki dana ketika B membayarkan hutangnya dan pada akhirnya membayar C.

3. Hutang atau pembiayaan umum

Perusahaan tentu saja bisa berhutang kepihak pihak tertentu dengan skema hutang murni atau pembiayaan syariah. Dalam hal ini, perusahaan memiliki beberapa pilihan seperti meminjam pada bank atau lembaga non bank, masuk platform p2p lending, dan lain sebagainya. Intinya, perusahaan dalam hal ini melakukan hutang dan akan dibayar melalui mekanisme tertentu yang telah disepakati bersama oleh para pihak.

4. Pelepasan Saham

Disinilah pendanaan investasi berada. Perusahaan yang membutuhkan dana, bisa melepas beberapa saham untuk mendapatkan suntikan dana segar. Selain pada investor, pelepasan saham bisa dilakukan secara terbuka di bursa efek (jika perusahaan telah memenuhi syarat). Investasi dapat berasal dari Angels, Venture Capital, atau bahkan menggunakan skema equity crowdfunding.

5. Obligasi atau sukuk (syariah)

Cara lain adalah dengan menerbitkan obligasi atau sukuk. Konsekuensinya, perusahaan harus membayar kupon (sukuk) ataupun bunga obligasi.

6. Franchise

Bentuk lain pencarian dana dari eksternal adalah dengan mendirikan franchise. Dengan franchise, bisnis akan berkembang secara masif dengan bantuan dari dana franchisee. Jika kamu tertarik berbisnis dan kamu adalah pemula, franchise adalah solusinya. Namun, berhati-hatilah dalam memilih franchise. Franchise yang benar harus sudah mencetak keuntungan selama minimal 3 tahun berturut-turut.

Lebih ke jodoh

Mencari investor bukanlah hal yang mudah dan sederhana. Beberapa orang mungkin mencoba 1-10 investor dan deal, namun beberapa yang lain bahkan telah mencoba hingga 1000 investor lebih. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan, seperti kriteria investor, persaingan dengan startup lain, dan tentu saja, timing atau waktu yang tepat.

Dalam hal ini, investor memiliki banyak sekali preferensi yang jika kita tidak bisa membacanya, kita bisa jadi pitching kepada orang yang salah. Misalnya, jika kamu mendirikan startup tentang sepak bola, sebisa mungkin kamu mencari investor yang memang suka dengan hal-hal berbau olahraga. Hal ini akan lebih mempermudah kamu berkomunikasi tentang bisnis di dalamnya. Yang jelas, mencari investor itu mirip dengan mencari pasangan hidup. Lebih ke jodoh. Jika sudah jodoh, pasti akan ketemu. Menemukannya ini lah yang perlu perjuangan.

Saat yang tepat mencari investor

Lalu, kapan sebenarnya saat yang tepat untuk mencari investor bagi startup bisnis? Jawabannya tentu berbeda-beda untuk setiap kasus, namun secara umum ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan. Dua hal ini adalah traksi dan scalability.

Mencari investor: butuh traksi

Traksi adalah bukti bahwa bisnis Anda sudah memiliki pengguna atau pelanggan yang loyal dan terus bertambah. Tidak hanya itu, traksi juga menunjukkan bahwa bisnis Anda sudah terbukti valid, artinya ada permintaan pasar yang nyata untuk produk atau layanan Anda. Traction juga bisa berupa pendapatan (lebih baik lagi jika laba), pertumbuhan pengguna, engagement, retention, atau metrik lain yang relevan dengan bisnis Anda.

Mengapa traksi penting? Karena traksi adalah salah satu hal yang paling dicari oleh investor. Investor ingin melihat bahwa bisnis Anda sudah memiliki value proposition yang kuat dan bisa menyelesaikan masalah atau memenuhi kebutuhan pasar. Dengan adanya traksi, Anda bisa menunjukkan bahwa bisnis Anda bukan sekadar ide atau hipotesis, melainkan sudah berjalan dan memiliki prospek yang baik. Traction juga bisa membantu Anda menentukan valuation atau nilai bisnis Anda, yang akan mempengaruhi besarnya saham yang akan Anda berikan kepada investor.

Bagaimana jika produk Anda rumit dan butuh biaya besar untuk memproduksinya? pengganti traksi yang lain yang dapat Anda jadikan sebagai bukti adalah LOI atau letter of intens atau surat ketertarikan. Caranya, temui sebanyak mungkin pemain besar target market bisnis Anda. Presentasilah di depan mereka dan tanyakan apabila produk yang akan Anda kembangkan jadi, apakah mereka bersedia bergabung? jika jawabannya ya, keluarkan LOI sebagai surat ketertarikan.

Pentingnya scalability sebelum mencari investor

Selain traksi, hal lain yang harus dipertimbangkan adalah scalability atau kemampuan bisnis Anda untuk tumbuh secara signifikan tanpa mengorbankan kualitas atau efisiensi. Scalability adalah salah satu faktor yang membuat startup berbeda dengan bisnis konvensional. Startup harus bisa menjangkau pasar yang besar dan global dengan menggunakan teknologi dan inovasi. Scalability juga menunjukkan bahwa bisnis Anda memiliki potensi untuk menjadi leader di industri atau sektor Anda.

Mengapa scalability penting? Karena scalability adalah salah satu hal yang membuat investor tertarik untuk berinvestasi di startup. Investor ingin melihat bahwa bisnis Anda memiliki visi dan misi yang jelas dan ambisius, serta memiliki strategi dan eksekusi yang solid untuk mencapainya.

Dengan adanya scalability, Anda bisa menunjukkan bahwa bisnis Anda tidak hanya bisa bertahan, melainkan juga berkembang dan menghasilkan return yang besar bagi investor. Hal lain yang juga penting dalam memperhitungkan scalability adalah barrier to entry atau hambatan untuk masuk ke industri. Bisnis Anda tidak akan menarik jika untuk memasukinya sangat mudah. Artinya, jika barrier to entry industri nya kecil, siapapun bisa masuk dan tiba-tiba menjadi kompetitor Anda bahkan dengan modal yang lebih banyak.

Penutup

Jadi, jika bisnis kamu sudah memiliki traksi dan terbukti valid, serta memiliki scalability yang baik, maka itu adalah saat yang tepat untuk mencari investor. Namun, sebelum mencari investor, kamu harus terlebih dahulu mengerti dengan seluk beluk dari bisnis yang kamu jalankan. Tunjukkan bahwa kamu mengerti apa yang sedang kamu kerjakan, tahu kemana perusahaan menuju, serta mengerti cara mengeksekusinya dengan baik. Pada akhirnya, investor tidak hanya melihat pada ide, tapi pada kemampuan sang founder untuk mewujudkannya. Salah satu source yang bisa kamu akses untuk bertemu investor adalah ANGIN.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *