Merdeka finansial: ada 1 jebakan penting yang sering dilupa

Banyak orang yang bermimpi untuk mencapai kebebasan finansial atau merdeka finansial yang merupakan artian kaya yang sesungguhnya. Kondisi merdeka finansial adalah kondisi di mana kebutuhan finansial seseorang sudah dapat tercukupi, bahkan surplus, meskipun orang tersebut tidak aktif bekerja setiap hari. Artinya, uanglah yang bekerja untuknya.

Namun, tidak semua orang tahu bagaimana cara mencapai merdeka finansial tersebut. Robert Kiyosaki, seorang investor dan penulis buku best seller Rich Dad Poor Dad, mengajarkan konsep cashflow quadrant untuk membantu orang-orang memahami sumber penghasilan mereka dan bagaimana cara berpindah dari kuadran yang membuat mereka terjebak dalam lingkaran setan menjadi kuadran yang membuat mereka merdeka secara finansial dan kaya raya.

merdeka finansial

Konsep cashflow kuadran

Cashflow quadrant adalah konsep yang membagi sumber penghasilan seseorang menjadi empat kuadran, yaitu:

E (Employee)

Kuadran pertama adalah kuadran karyawan/ employee. Kuadran ini diisi oleh orang-orang yang bekerja sebagai karyawan dan mendapatkan gaji tetap setiap bulan dari perusahaan tempat mereka bekerja. Posisi yang terlihat aman dan tidak berisiko tinggi. Percaya atau tidak, karyawan adalah posisi yang nyaman. Misalkan kamu di gaji 10juta, angka 10 juta tersebut mostly pasti akan kamu dapatkan pada tanggal gajian. Tidak peduli perusahaan sedang bagus atau tidak penjualannya. Meskipun kamu seorang CEO, jika kamu tidak memiliki saham sama sekali dalam perusahaan tersebut, maka kamu masuk dalam kuadran pertama ini.

Apakah karyawan bisa mencapai status merdeka finansial? jawabannya, bisa. Tentu saja dengan tidak berdiam diri hanya bekerja sebagai karyawan yah. Saya banyak mengenal karyawan, yang gajinya ratusan juta bahkan menyentuh angka miliar. Salah seorang tokoh yang diundang dalam acara tv show, menyatakan bahwa pajak gaji yang ia bayarkan setiap tahun mencapai 54 miliar. Jika level penghasilan karyawan sudah mencapai setinggi ini, tentu mudah membangun aset dan kemudian mencapai status merdeka finansial.

S (Self-employed Business)

Kuadran kedua adalah untuk Orang-orang yang memiliki usaha sendiri dan mengandalkan kemampuan atau keahlian mereka untuk mendapatkan penghasilan. Contohnya: dokter, barber, arsitek, insinyur, digital marketing, dll yang telah menjalankan usaha mereka tanpa naungan perusahaan. Saat ini jenis pekerjaan seperti ini dikenal dengan sebutan solopreneur, bekerja dengan skill tertentu tanpa naungan perusahaan. Mereka bisa bebas bekerja, dan bisa bebas mendapatkan penghasilan darinya. Besarannya tergantung seberapa cerdas dan keras mereka dalam bekerja. Seorang dokter misalnya, penghasilannya tentu tergantung banyak hal. Tergantung berapa banyak pasien yang dilayani, spesialisasi keahliannya, dsb.

Apakah orang dalam kuadran ini bisa merdeka finansial? sama, jawabannya tentu bisa. Lagi lagi, tergantung bagaimana mereka memiliki gaya hidup, dan bagaimana mereka me-manage keuangan / pendapatan mereka secara bijaksana. Jika kita paham bahwa kita tidak bisa menghasilkan cukup banyak bermodal kedua tangan kita sendiri, sudah seharusnya kita mulai menggunakan tangan orang lain untuk memperbesar dampak yang kita mau. Jika kamu adalah seorang dokter, sudah saatnya bermimpi mendirikan rumah sakit yang akan mengayomi lebih banyak dokter dan bidang keahlian.

B (Big Business)

Kuadran ketiga diisi oleh entrepreneur. Entrepreneur bukanlah pedagang gorengan / asongan (tanpa bermaksud merendahkan). Definisi dari entreprenur adalah Orang-orang yang memiliki bisnis besar dengan banyak karyawan dan sistem yang berjalan secara otomatis. Orang ini tidak perlu tinggal di kantor selama 24 jam, melainkan bisnisnya sudah berjalan secara otomatis. Bahkan, ketika orang ini berlibur satu bulan, perusahaannya tetap baik baik saja karena sudah memiliki fungsi yang berjalan dengan baik. Disinilah seringkali teman-teman UKM terjebak. Mereka kadang menamai diri mereka sebagai entrepreneur, padahal, mereka hanya mencari pekerjaan untuk diri mereka sendiri. Buktinya, bisnisnya tidak bisa jalan kalau tanpa mereka.

Alasan apapun yang kamu kemukakan, tidak menjadi masuk akal jika bisnis kamu sangat tergantung olehmu. Jika kamu masih berada disitu, maka posisimu sebenarnya bukan di kuadran ketiga. Apakah kuadran ketiga ini bisa mencapai status merdeka finansial? tentu bisa. Kuadran ini lebih dekat dengan status merdeka finansial ketimbang dua kuadran sebelumnya karena perjalanannya sudah dekat. Tinggal mengubah mindset, memilih dan mempercayakan bisnis pada orang-orang yang tepat, dan mulai mundur dibelakang layar.

I (Investor)

Kuadran investor diisi ya oleh investor. Apa yang dimaksud dengan investor? investor adalah Orang-orang yang memiliki aset atau investasi yang menghasilkan passive income atau penghasilan pasif. Sampai disini besaran penghasilan pasif bisa bermacam-macam. Ada orang meskipun punya penghasilan pasif, ternyata besaran penghasilan pasif nya tersebut belum mampu menutupi kebutuhan hidupnya sehingga dia harus bekerja (active income). Pada contoh ini, orang tersebut belum bisa dikatakan merdeka secara finansial karena pasif income nya masih lebih kecil daripada kebutuhan sehari-harinya.

Yang disebut merdeka finansial dan kaya raya betulan, adalah ketika pasif income kita, sudah di atas kebutuhan kita. Syukur-syukur kalau pasif income kita bisa meng-cover kebutuhan+keinginan/ gaya hidup kita (Amin).

Dampak kuadran dan hal yang sering dilupakan

Menurut Robert Kiyosaki, orang-orang yang berada di kuadran E dan S adalah orang-orang yang bekerja untuk uang, sedangkan orang-orang yang berada di kuadran B dan I adalah orang-orang yang membuat uang bekerja untuk mereka. Saya pribadi kurang setuju dengan pendapat ini karena hal tersebut tidak berlaku untuk semua orang.

Orang-orang yang berada di kuadran E dan S cenderung memiliki pola pikir orang miskin atau kelas menengah, yaitu menghabiskan uang mereka untuk membeli barang-barang konsumtif yang tidak memberikan nilai tambah bagi kekayaan mereka. Mereka sibuk membeli liabilitas ketimbang membeli aset. Apa bedanya aset dan liabilitas? aset adalah ketika kamu membeli sesuatu dan dia membawa cash flow masuk ke dalam dompet kamu. Sebaliknya, liabilitas adalah ketika kamu membeli sesuatu dan itu membuat uang keluar dari dompet kamu.

Apakah membeli mobil adalah aset? atau liabilitas? tergantung ya. Kalau mobil yang kita beli misalnya adalah pick up, dan ternyata untuk kita sewakan dan membawa uang masuk ke dompet kita, dia bisa disebut aset. Jika sebaliknya, maka dia adalah liabilitas.

Orang-orang yang berada di kuadran B dan I cenderung memiliki pola pikir orang kaya, yaitu menginvestasikan uang mereka untuk membeli aset atau investasi yang memberikan cashflow atau arus kas positif bagi mereka. Seringkali mereka tidak suka mengumpulkan terlalu banyak kas, tengok saja salah satu bilioner Indonesia seperti Sandiaga Uno. Dalam salah satu wawancara ia mengaku hanya memegang uang cash senilai 3 miliar saja, sementara aset nya berupa surat berharga dan lain lain mencapai 11 triliun lebih. Orang seperti mereka sangat sadar bahwa uang kas di tabungan yang menumpuk terlalu banyak tidak lah ada gunanya.

Jebakan kuadran karyawan

Salah satu kuadran yang sering menjadi jebakan bagi banyak orang adalah kuadran E atau karyawan. Banyak karyawan yang tidak berpindah kuadran dan hanya berpindah gaya hidup dari yang biasa menjadi mewah karena jenjang karir yang bertambah bagus. Akibatnya, status merdeka finansial tidak akan pernah diraih. Dulu mungkin awal kerja hanya di gaji UMK. Seiring berjalan waktu, karir bagus, dipercaya atasan, naik jabatan hingga gaji 10x UMK. Apa yang terjadi? biasanya gaya hidup mengikuti. Terlihat bertambah kaya, tapi sebenarnya tidak berpindah kuadran.

Hal ini sering menjebak kaum muda yang sebenarnya telah mengerti bahwa tujuan utama mereka adalah merdeka finansial. Kelihatannya tambah kaya, tapi tidak berpindah kuadran. Kelihatannya mulai beli rumah, beli mobil, dan beli berbagai kebutuhan tersier. Namun, dia tidak memiliki plan yang jelas untuk berpindah kuadran. Dia hanya hidup dari gaji ke gaji.

Mereka lupa bahwa menjadi karyawan berarti masih bergantung pada orang lain, yaitu bos atau perusahaan tempat mereka bekerja. Jika suatu saat mereka kehilangan pekerjaan atau pensiun, maka penghasilan mereka akan berhenti atau menurun drastis. Selain itu, menjadi karyawan juga berarti membayar pajak yang tinggi dan tidak memiliki kontrol atas waktu dan kebebasan mereka. Pajak penghasilan di Indonesia cukup lumayan, bisa sampai 20%an. Namun pajak deviden, itu cuma 10%. Dan lebih kaget lagi kalau kamu tahu pajak penjualan saham, yang cuma 0.5%. Dari sini kita bisa menyatakan bahwa sebenarnya, karyawan adalah kontributor pajak yang besar bagi negara kita.

Agar bebas dari jebakan kuadran

Untuk mencapai merdeka finansial, Robert Kiyosaki menyarankan agar karyawan segera berpindah ke kuadran B atau I, yaitu menjadi entrepreneur atau investor. Dengan menjadi entrepreneur atau investor, karyawan bisa memiliki sumber penghasilan yang lebih besar, lebih stabil, dan lebih fleksibel. Mereka juga bisa menikmati manfaat pajak yang lebih rendah dan memiliki kontrol atas waktu dan kebebasan mereka. Tentu saja, menjadi entrepreneur atau investor bukanlah hal yang mudah. Diperlukan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tindakan yang tepat untuk berhasil di kuadran B atau I.

Salah satu hal yang penting untuk dilakukan oleh karyawan yang ingin berpindah kuadran adalah meningkatkan literasi keuangan mereka. Literasi keuangan adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola keuangan secara efektif dan efisien. Dengan memiliki literasi keuangan yang tinggi, karyawan bisa membuat keputusan keuangan yang cerdas dan bijaksana, seperti menabung, mengelola utang. Ada masukan yang baik bagi karyawan yang mungkin masih bergaji UMR atau sekitarnya. Jika kita masih bergaji UMR dan sekitarnya, tidak perlu pusing-pusing mencari investasi. Investasi terbaik saat kondisi ini adalah investasi pada diri sendiri. Investasi inilah yang return nya langsung kerasa ketimbang maksa beli saham atau main trading kecil – kecilan yang untungnya tidak seberapa.

Kedua, sebelum mencapai level merdeka finansial, kamu perlu membangun apa yang disebut safety net atau jaring keamanan. Risiko paling tinggi dari seorang karyawan adalah dipecat dan kehilangan pekerjaan. Untuk itu, agar tidak terlalu terbebani selama masa pencarian pekerjaan lanjutan, kamu bisa memiliki simpanan misalnya untuk 2 tahun bertahan hidup. Aset dan investasi untuk mencapai merdeka finansial, dibangun setelah kamu memiliki nilai yang cukup untuk backing ketika hari yang sulit tiba.

Ketiga, jika kita memang masih terjebak di pekerjaan harian, kita bisa meminjam keahlian dan tangan orang lain untuk menjalankan bisnis. Tidak perlu terlalu muluk, bisnis yang besar berawal dari bisnis yang kecil. Dengan memiliki bisnis sendiri, kamu sudah selangkah lebih dekat dari status merdeka finansial. Berungtunglah kamu jika mengenal orang atau teman yang jujur, yang mampu diberikan amanah untuk mengurus bisnis. Jika mengenal orang seperti ini, pegang erat-erat untuk menjadi partner bisnis mu.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *