Dalam berbisnis, awalnya orang pintar kalah dengan orang berani, menariknya orang tidak pintar memang selalu lebih berani dari orang pintar. Kenapa? karena orang pintar pertimbangannya lebih ribet, sementara orang tidak pintar langsung ambil action.
Namun, orang tidak pintar yang berani, pasti kalah oleh orang pintar yang berani. Sedangkan orang pintar yang berani, akan kalah oleh orang beruntung.
Bagaimana kita bisa menyiasati ini semua?
pertama, belajar adalah sebuah kewajiban tanpa batas waktu. Entrepreneur hebat tidak pernah berhenti belajar. Hari ini belajar tidak dibatasi oleh sekolah. Belajar bisa kapan saja dan dimana saja. Bahkan belajar bisa didelegasikan. Teringat oleh saya salah seorang atasan saya dulu ketika awal bekerja. Beliau rajin mengirim orang untuk ikut seminar dan pelatihan bahkan hingga keluar negeri. Sepulangnya dari pelatihan dan seminar ini, karyawan yang diberangkatkan tadi ditanya mendetail tentang apa yang mereka dapat disana. Dengan demikian, beliau telah mendelegasikan tugas belajar ke orang lain namun beliau tetap mendapat esensi dari seminarnya.
Kedua, jika kita mengerti kalau kita tidak pintar, bekerjalah bersama orang lebih pintar dari kita. Ini penting, banyak dari kita enggan untuk mencari yang lebih pintar bahkan membatasi diri (takut & khawatir) kalau yang lebih pintar akan minteri owner-nya. Kepercayaan ini keliru, para Entrepreneur sukses diluar sana selalu meminjam otak orang lain yang lebih pintar darinya. Faktanya, bisnis siapapun itu perlu dipenuhi dengan orang-orang brilian untuk terus maju dan stay updated!. Bahkan perusahaan kini berlomba untuk menjadi tempat paling nyaman bagi talenta-talenta hebat ini kerasan bekerja di perusahaan mereka. Ya, persaingan hari ini lebih ke persaingan SDM atau yang biasa disebut sebagai talent war.
Ketiga, kalau kita mau beruntung, maka perbanyaklah orang yang kita payungi. Cari orang-orang baik yang bisa membantu usaha Anda lebih beruntung karena mereka Anda naungi. Perbanyak layanan atau berkah yang kita bagikan bagi sekitar. Berkah ini bukan cuma sedekah atau amal, produk atau jasa yang kita berikan kepada pelanggan juga merupakan bentuk dari berkat. Kenapa kita perlu perbanyak berkat kepada orang lain? karena memang inilah rumus paten yang tidak akan berubah dari dulu sampai kapanpun yaitu: Derajat berapa banyak rejeki yang kita peroleh akan setara dengan berapa banyak orang yang kita layani/ menikmati jasa kita.