9 inisiatif perusahaan untuk meningkatkan work life balance karyawannya – Enterpreneur harus paham!

Work life balance atau keseimbangan antara hidup dan pekerjaan adalah salah satu isu yang sering menjadi perhatian karyawan setidaknya 5 tahun kebelakang. Kebutuhan terhadap hal ini kian tinggi akibat tekanan pekerjaan yang juga meningkat khususnya dalam industri startup digital, dimana segalanya dituntut serba cepat dan result oriented. Tak jarang, tuntutan ini mengakibatkan beberapa orang stres dan tertekan akibat load pekerjaan yang seolah tidak ada habisnya setiap hari. Beberapa orang bahkan kehilangan makna dalam bekerja akibat rutinitas dan jadwal yang padat hingga tidak tersedianya waktu untuk refleksi dan beristirahat sejenak.

travel, wanderlust, couple-6326482.jpg
work life balance – travelling

Sudut pandang terkait work life balance

Terdapat fundamental yang berbeda dalam memandang work life balance dari sudut pandang founder/ pemilik/ enterpreneur dengan sudut pandang employee atau karyawan. Seorang founder atau enterpreneur umumnya tidak memandang work life balance sebagai isu personal mengingat semua yang sedang dikerjakan adalah passion nya. Terkadang, kegilaan mereka dalam bekerja bahkan sangat mereka nikmati lantaran fokus dan hasrat mereka yang besar terhadap bisnis yang sedang dikerjakan. Pemilik usaha lebih memandang isu work life balance sebagai isu produktifitas, yang ketika tidak ditangani dengan serius akan menyebabkan turnover yang tinggi, karyawan depresi, serta output karyawan yang tidak maksimal.

Yang sangat disayangkan, banyak pula enterpreneur yang tidak memahami isu work life balance dengan baik. Mereka ter obsesi dengan mimpi mereka hingga lupa bahwa para karyawan bukanlah mereka. Secara radikal, para karyawan bisa kita katakan sebagai orang-orang yang dibayar untuk membantu mimpi sang founder terwujud, membangun kerajaan bisnis, dan mencapai profit yang diinginkan. Anda bisa saja menyatakan bahwa karyawan telah Anda pengaruhi untuk terobsesi juga dengan mimpi Anda. Pada kenyataannya, mereka punya kehidupan yang harus Anda pikirkan. Mereka punya keluarga, dan tentu saja mereka juga punya hak untuk hidup seperti orang kebanyakan, bersosialisasi, dan melakukan apa yang mereka suka. Menutup mata terhadap hal ini hanyalah menyimpan sebuah bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak dan menghancurkan perusahaan Anda.

Sementara itu, dari sisi karyawan, kebutuhan terhadap work life balance sudah menjadi sebuah mandatori. Adanya konsep work life balance yang di aktualisasikan dalam budaya perusahaan, akan membuat karyawan nyaman dalam bekerja, merasa aman, serta lebih produktif. Karyawan sangat menyukai perusahaan yang tidak memandang mereka hanya sebagai robot atau mesin pemenuhan obsesi bos, melainkan sebagai modal utama (main capital) dari sebuah perusahaan. Hal ini sangat relevan dengan industri startup digital, dimana aset utama dari perusahaan adalah manusianya. Keep the employees happy and the business will follow.

Pengertian work life balance

1/3 dari waktu kita dalam sehari kita habiskan untuk bekerja. Beberapa orang bahkan lebih ketika mereka tidak menerapkan 40 jam dalam seminggu. Hal ini akan bertambah buruk jika kita terbiasa lembur, atau bahkan tetap membicarakan pekerjaan diluar jam kerja. Dengan kebiasaan buruk ini, bisa jadi sepanjang hari dalam hidup kita hanya berisi pekerjaan dan pekerjaan. Memang, pekerjaan adalah bagian dari hidup kita. Namun, kita tidak boleh lupa bahwa kita juga seorang manusia.

Beberapa orang kesulitan mendefinisikan apa itu work life balance. Ada yang memandangnya sebagai perbandingan antara waktu yang kita habiskan dalam bekerja dengan waktu yang kita habiskan untuk hal lainnya. Pada dasarnya, work life balance adalah kondisi ideal dimana setelah kita selesai bekerja, kita dapat mengerjakan hal-hal yang menjadikan kita sebagai manusia. Manusia normal yang memiliki keluarga, teman, hobby, kebutuhan spiritual, serta hal lain yang sejatinya adalah prioritas dalam kehidupan.

Namun, tidak mudah untuk mendefinisikan balance atau seimbang. Terlebih kini kita hidup di era dimana batas antara pekerjaan dan rumah semakin tidak jelas akibat penerapan WFH dsb. Beberapa parameter dapat kita ajukan untuk memastikan keseimbangan ini, diantaranya kepuasan pribadi dan keletihan mental. Jika kita sudah puas dengan apa apa yang bisa kita lakukan diluar jam kerja, serta kita tidak menjumpai keletihan mental yang berat, maka kita sudah mencapai keseimbangan tsb.

Sinyal akan hilangnya work life balance

Berikut ini merupakan sinyal bahwa Anda belum memiliki keseimbangan dari konsep work life balance:

  • Anda terus menerus memikirkan pekerjaan di luar jam kerja. Kadang, Anda bahkan harus meeting terkait pekerjaan diluar jam kerja.
  • Semakin sedikitnya kesempatan untuk bersosialisasi dengan orang-orang terdekat seperti anak, istri, tetangga, teman, dsb. Hal ini bisa dimulai dengan hal sederhana seperti: lama menjawab pesan personal dari mereka.
  • Anda menghabiskan banyak uang untuk kebutuhan pribadi yang dulu bisa Anda kerjakan sendiri seperti mencuci baju, membersihkan rumah, mencuci piring, dsb.
  • Anda merasakan tertekan dalam pekerjaan, sangat membenci hari Senin dan menunggu-nunggu akhir pekan.
  • Kesulitan mengambil cuti bahkan ijin karena sakit dsb lantaran pekerjaan yang terasa tidak bisa ditinggalkan.

Jika lima hal di atas Anda alami, mungkin sudah saatnya Anda fokus pada peningkatan work life balance.

Inisiatif HR untuk peningkatan work life balance

Beberapa inisiatif dapat dilakukan untuk setidaknya mulai membangun iklim work life balance dalam lingkungan kantor dan perusahaan. Inisiatif ini harus dibakukan dalam peraturan perusahaan dan penerapannya dicontohkan langsung oleh manajemen hingga c-level.

Penggunaan PTO (Paid Time Off) ketimbang peraturan cuti konvensional

Alih alih menggunakan peraturan konvensional yang mengatur hak cuti, ijin, dsb, perusahaan dapat menerapkan PTO atau paid time off untuk keseluruhan hak karyawan tersebut. PTO di beberapa perusahaan ber variasi namun pada umumnya dimulai dari 20 hari per tahun. Dengan penerapan PTO, karyawan dapat lebih leluasa dan lebih bijak dalam mengambil off tanpa perlu memikirkan apakah hal ini diijinkan oleh perusahaan atau tidak. Misalnya saja, ketika tiba-tiba ada anggota keluarga bukan inti yang terlibat kecelakaan. Tentu saja karyawan dapat mengajukan PTO untuk menjenguk keluarganya tersebut.

Penerapan PTO juga harus dibarengi dengan fleksibilitas jam off. Masih sering kita jumpai perusahaan yang tidak memberikan opsi ijin setengah hari (sebelum break, atau setelah break). Padahal, kita bahkan seharusnya bisa mengajukan PTO untuk beberapa jam saja misalnya 3 jam (15.00 – 18.00). Fleksibilitas ini akan membuat PTO lebih efektif dan efisien.

Penerapan kewajiban cuti serta harus berturut-turut

Beberapa karyawan kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhan mereka untuk mengambil cuti. Terkadang mereka sungkan, tidak berani karena masih baru, dan berbagai alasan lainnya. Adanya kewajiban cuti yang diatur dalam peraturan perusahaan dapat menghilangkan hal ini. Misalnya saja, setiap karyawan diwajibkan mengambil cuti 1 hari tiap bulannya.

Di beberapa perusahaan terkemuka, kewajiban cuti ini bahkan harus berturut-turut. Misal, Anda diwajibkan cuti 3 hari atau bahkan 5 hari penuh (satu minggu off) secara berturut-turut. Selain pemenuhan work life balance, kewajiban ini dapat digunakan untuk mengukur workload yang dimiliki oleh seorang karyawan. Jika banyak sekali hal terhenti/ tidak berjalan akibat pengambilan cuti ini, artinya karyawan ini terlalu banyak workload nya. Sebaliknya, jika tidak ada yang berubah bahkan dalam hal kecil ketika karyawan ini mengambil cuti berturut-turut, ini merupakan indikasi bahwa dia kekurangan task dalam pekerjaannya sehari-hari.

Jadwalkan makan siang bersama atau hal lainnya tanpa perlu membahas urusan kantor

Kantor adalah rumah kedua Anda. Ini artinya, teman kantor adalah keluarga kedua Anda. Untuk meningkatkan kekeluargaan ini, Anda perlu menjadwalkan makan siang bersama, dinner bersama, atau bahkan sarapan bersama. Kegiatan semacam ini akan mencairkan tim Anda yang pada akhirnya semangat teamwork dapat tercapai. Tidak harus makan, berkunjung ke keluarga karyawan yang sedang dirawat di RS dapat pula dilakukan sebagai support dari perusahaan.

Hal keliru yang sering dilakukan ketika menjalankan aktivitas ini adalah, tetap membahas urusan kantor. Jadi, pastikan Anda tidak membahasnya walau hanya hal kecil. Fokuskan aktivitas pada interaksi antar sesama manusia.

Beri dukungan untuk pola kerja yang sehat

Anda perlu bertanya kepada karyawan ketika mereka masih terjaga/ online dalam tools pekerjaan meski sudah larut malam. Hormati jam kantor dan jangan biasakan menggunakan jam diluar kantor untuk urusan pekerjaan. Walaupun terkadang beberapa karyawan memiliki pola kerja yang berbeda (misal lebih produktif di malam hari), aturan umum tetap harus dihormati.

Anda juga bisa menyediakan pinjaman lunak tanpa bunga (potongan gaji) misalnya untuk pembelian kebutuhan yang mensupport kerjaan kantor. Maraknya WFH membuat kebutuhan terhadap kursi dan meja kantor yang proper dan nyaman dapat dihadirkan di rumah. Perusahaan yang baik akan memberikan support terhadap hal ini.

Beberapa perusahaan juga menyediakan budget khusus untuk pembelian vitamin, suplemen, serta hal lain yang dibutuhkan oleh karyawan untuk meningkatkan kesehatan mereka.

Budget untuk pengembangan diri

Budget ini penting mengingat jika karyawan berkembang, perusahaan Anda juga yang akan merasakan hasilnya. Sebaliknya, jika karyawan tidak berkembang, perusahaan Anda juga yang akan merasakan akibatnya. Menarik ketika kita membahas budget khusus untuk pengembangan diri. Kenapa hanya berupa budget bukan program? karena saat ini banyak sekali hal-hal yang dapat men support pengembangan karyawan diluar program training konvensional yang justru mengurangi jam kerja karyawan Anda.

Misalnya, Anda dapat berlangganan linkedin premium yang membuka akses pada linkedin learning dengan jutaan kursusnya yang tersedia. Salah satu divisi yang sangat kurang untuk porsi pengembangan diri adalah divisi IT. Hal ini wajar mengingat kebutuhan SDM IT di Indonesia sangatlah tinggi. Akibatnya, semua orang di dalam divisi ini akan langsung disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari hingga lupa bahwa teknologi terus berkembang. Apa yang dia pelajari di bangku perkuliahan, bisa jadi saat ini sudah tidak dipakai karena sudah ditemukannya hal baru.

No meeting day!

Ide ini kini mulai populer. Saking padatnya jadwal meeting kita sehari-hari, pekerjaan harian kita bahkan sering tidak selesai. Padatnya jadwal meeting bukan cuma membunuh jam kerja, tapi dia juga membunuh kreatifitas. Beberapa perusahaan kini mulai menginisiasi satu hari tanpa meeting dalam seminggu. Tentu saja meeting yang dimaksud disini adalah meeting internal bukan meeting dengan klien.

Bergerak lebih jauh, kini muncul perusahaan-perusahaan dengan hari kerja yang hanya 4 hari dalam seminggu (umumnya 5 hari). Tentu saja hal ini memiliki dua mata uang. Bagi Anda, perusahaan yang sudah memiliki karakteristik result oriented dan OKR yang selalu tercapai, hal ini tidak akan menjadi masalah dan dapat meningkatkan work life balance. Namun, hal sebaliknya akan terjadi ketika

Secara rutin meng evaluasi workload tiap karyawan serta berkomunikasi dengan mereka

Yang satu ini sangat penting untuk dilakukan secara rutin dan berkala. Sebagai pemilik perusahaan, kita harus sadar bahwa tidak semua orang dapat mengungkapkan apa yang mereka rasakan dengan terbuka. Solusinya, ya komunikasi. Evaluasi workload perlu dilakukan sembari berkomunikasi dengan baik kepada para karyawan. Temukan apa yang mereka rasakan dari hati mereka yang terdalam. Apakah mereka bahagia bekerja di perusahaan ini, apa yang masih kurang, dan apa yang perlu di perbaiki.

Dukungan kegiatan tambahan

Perusahaan dapat saja menyewa konsultan kesehatan mental dan memberikan sesi konsultasi gratis yang terbuka buat siapa saja. Bisa juga dengan kegiatan yoga bersama tiap dua pekan sekali. Kegiatan-kegiatan ini dipercaya dapat mengurangi tekanan dalam menyelesaikan pekerjaan sehari hari.

Saya dulu terbiasa bermain game multiplayer bersama seluruh karyawan ketika jam kerja usai. Hal ini menyenangkan dan dapat menambah ke akraban antar seluruh bagian perusahaan. Selenggarakan outing, jika budget mencukupi, bersama keluarga karyawan. Dengan hal-hal sederhana seperti ini, yakinlah karyawan akan cinta dengan perusahaan dan pada akhirnya mereka akan memberikan kontribusi terbaik untuk keluarga keduanya, yaitu perusahaan.

Rayakan hari spesial bersama

Setiap orang punya hari spesialnya masing-masing. Jika ucapan selamat ulang tahun sudah terkesan hambar, cobalah rayakan setiap hari besar keagamaan dengan gempita. HRD perusahaan juga dapat mengirimkan souvenir/ parcel kepada karyawan baik yang merayakan ataupun tidak. Sempatkan diri untuk memberikan selamat pada kelahiran putra/ putri baru karyawan. Ucapkan duka yang mendalam pada setiap duka yang dialami karyawan. Hal sederhana semacam ini akan meningkatkan work life balance karena karyawan tidak akan pernah merasa sendiri dalam merayakan kebahagiaan ataupun kesedihan mereka.

Tips untuk diri sendiri dalam menyiasati berkurangnya work life balance

Ketika diri kita merasa work life balance berkurang, ada hal-hal yang dapat kita lakukan untuk setidaknya, tidak membuatnya bertambah buruk. Hal tersebut diantaranya:

  • Tentukan goal dan prioritas Anda dalam bekerja sehari-hari. Hal ini terkesan sederhana, namun tidak banyak orang yang benar benar mencobanya. Menetapkan goal dan prioritas membuat Anda tetap fokus dan tidak membuang waktu untuk mengerjakan hal – hal yang tidak penting. Selain itu, hari-hari Anda tidak akan dipenuhi dengan kebingungan apa yang harus dikerjakan selanjutnya. Mulailah dengan merencanakan rencana mingguan, dan menurunkannya pada rencana harian di setiap harinya.
  • Tentukan batas waktu untuk jam kerja dan jam pribadi. Anda berhak mendapatkan hal ini karena Anda bukanlah pendiri atau pemilik perusahaan. Perusahaan memperkerjakan Anda berdasar kontrak kerja, mereka membayar Anda mengikuti hal tersebut. Sudah sepantasnya Anda juga bekerja dengan mengikuti kontrak yang ada. Tentu saja syaratnya Anda tidak boleh bermain main terhadap kontrak tsb. Kebanyakan karyawan Indonesia terlalu banyak membuang waktu pada jam kerja untuk urusan pribadi yang tidak penting, bermain, atau sekedar tidak melakukan apa apa. Akhirnya, mereka sibuk bekerja pada jam pribadi dan mengacaukan segalanya. Hal ini perlu kita hindari. Bekerjalah secara maksimal pada jam dan hari kerja Anda, lalu putuskan diri Anda dari pekerjaan tepat pada saat jam kerja Anda berakhir. Tentu, merespon pertanyaan rekan kerja masih boleh, namun tidak prioritas lagi.
  • Jangan ragu untuk ambil cuti. Ya, cuti adalah hak Anda. Ambillah cuti meskipun tidak ada alasan. Jangan terbiasa bekerja sepanjang tahun tanpa cuti. Berikan waktu untuk diri sendiri dan orang yang Anda sayangi. Lakukan hal hal yang Anda benar benar sukai pada waktu cuti.

Sumenep, 11 April 2022

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *