Konsultasi Bisnis & UKM

UKM identik dengan bisnis kecil menengah dengan omzet kurang dari 4.8 Miliar setahun. Walaupun demikian, saya menemui banyak sekali UKM di Indonesia yang omzetnya telah lebih dari 4.8 Miliar, namun bersembunyi dalam identitas UKM-nya. Tujuannya? bisa bersembunyi dari pajak dan kewajiban lainnya, bisa karena takut kehilangan nilai kompetitif lantaran bayar Ppn dan harga produknya jadi mahal, atau bisa juga murni karena ketidak tahuan mereka terkait peraturan yang berlaku. Mayoritas bisnis UKM adalah bisnis keluarga atau individu, yang dimulai dari nol oleh generasi pertama dan dilanjutkan oleh generasi kedua (mayoritas UKM yang saya lihat paling jauh baru sampai generasi kedua). Walaupun demikian, omzet UKM yang sebesar itu sangat tidak bisa dianggap remeh. Nilainya jauh dari gaji “UMK+dikit” buat para lulusan perguruan tinggi berbagai jurusan. Wajar, jalur yang dipilih untuk merintis berbeda. Jangan gunakan ini untuk nge-judge / berpendapat kalau gitu gak perlu kuliah. Nope! salah besar.

UKM didirikan dengan modal nekat, keberanian, kepandaian membaca peluang, kegigihan, serta perjuangan oleh para pendirinya. Tentu saja, man jadda wa jadda. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan hasil. Perjalanan akan mulus dan jauh sekali untuk para pendiri UKM yang terus bersungguh-sungguh, khususnya dalam hal upgrade kapasitas diri, kapasitas ilmu, serta mindset. Mohon maaf, biasanya, para pendiri UKM ini tidak pernah merasakan pendidikan di perusahaan profesional taraf nasional apalagi multinasional. Mereka belum pernah merasakan bekerja secara terstruktur dan sistematis bersama tim. Mostly, teman-teman UKM ini berjuang sendirian (single fighter / one man show). Banyak proses bisnis dikerjakan sendiri lantas punya 1 atau 2 orang admin untuk mengurus administrasi. Apakah praktik seperti ini salah?

Tidak ada yang bilang salah. Faktanya UKM omzetnya miliaran. Hanya saja, ini bukanlah entrepreneurship. Jika hal ini berlangsung terus menerus, sebenarnya pendirinya sedang mencari pekerjaan harian saja. Jika pendirinya tidak bisa datang ke kantor karena sakit, liburan, atau apapun, seperti yang bisa diprediksi, perusahaannya berhenti beroperasi. Kenapa? karena nyawanya hanya pada satu orang. Saya pernah melihat bahkan untuk urusan transfer, membuat order ke admin, dan hal sepele lainnya, harus ownernya langsung yang melakukan. Pola bisnis seperti ini tentu tidak profesional. Pelajari cara UKM tumbuh seperti korporasi besar disini.